Rabu, 25 Mei 2011

CAIRAN TUBUH TOTAL


PENGERTIAN CAIRAN TUBUH TOTAL

Sebagian besar tubuh manusia trdiri dari cairan. Kandungan cairan pada orang dewasasebesar 65%-70% dari berat badan.Cairan dalam tubuh dibagi dalam 2 kompartemen utama yaitu cairan ekstrasel danintrasel. Volume cairan intrasel sebesar 60% dari cairan tubuh total atau sebesar 36% dariberat badan pada orang dewasa. Volume cairan ekstrasel sebesar 40% dari cairan tubuhatau 24% dari berat badan pada orang dewasa. Cairan ekstrasel dibagi lagi ke dalam 2subkompartemen yaitu cairan interstisium sebesar 30% dari cairan tubuh total atau 18%dari berat badan pada orang dewasa,dan cairan intravaskular (plasma) sebesar 10% daricairan tubuh total atau 6% dari berat badan pada orang dewasa.Dalam 2 kompartemen cairan tubuh ini terdapat beberapa kation dan anion (elektrolit)yang penting dalam mengatur keseimbangan cairan dan fungsi sel. Ada 2 kation yangpenting,yaitu natrium dan kalium. Keduanya mempengaruhi tekanan osmotik cairanekstrasel dan intrasel dan langsung berhubungan dengan fungsi sel. Kation utama dalamcairan ekstrasel adalah natrium dan kation utama dalam cairan intrasel adalah kalium.

GANGGUAN KESEIMBANGAN NATRIUM

Natrium berperan dalam menentukan status volume air di dalam tubuh. Keseimbangannatrium yang terjadi di dalam tubuh diatur oleh 2 mekanisme yaitu pengatur:A. Kadar natrium yang sudah tetap pada batas tertentu (Set-Point)B. Keseimbangan antara natrium yang masuk dan yang keluar (Steady-State)Perubahan kadar natrium dalam cairan ekstrasel akan mempengaruhi kadar hormonterkait  seperti Hormon  Anti-Diuretik (ADH),Sistem RAA  (Renin  AngiotensinAldosteron),Atrial Natriuretic Peptide(ANP),Brain Natriuretic Peptide (BNP). Hormon-hormon ini akan mempengaruhi ekskresi natrium di dalam urn.Naik  turunnya  ekskresi  natrium  dalam  urin  diatur  oleh  filtrasi  glomerulus  dandireabsorbsi  oleh  tubulus  ginjal.  Peningkatan  volume  cairan  (hipervolemia)  danpeningkatan asupan natrium akan meningkatkan laju filtrasi glomerulus dan pada deplesivolume (hipovolemia) serta asupan natrium yang rendah akan terjadi penurunan lajufiltrasi glomerulus. Perubahan-perubahan yang terjadi pada laju filtrasi glomerulus akanmempengaruhi reabsorbsi natrium di tubulus (glomerulotubular balance).60-65% natrium yang difiltrasi direabsorbsi di tubulus proksimal,25%-30% di ‘loop of Henle’, 5% di tubulus distal dan 4% di duktus koligentes

HIPONATREMI
a.       Respons fisiologis hiponatremi adalah tertekannya pengeluaran ADH dari hipotalamussehingga  tertekannya   pengeluaran  ADH  dari hipotalamus  sehingga ekskresi  urinmeningkat oleh karena saluran-air (AQP2) di bagian apikal duktus koligentes berkurang(osmolaritas urin rendah)Hiponatermi terjadi bila :a. Jumlah asupan cairan melebihi kemampuan ekskresi
 
b.      Ketidakmampuan menekan sekresi ADH misalnya pada kehilangan cairan melaluisaluran cerna atau gagal jantung atau sirosis hati atau pada SIADH (syndrome of inappropriate ADH-secretion)Berdasarkan prinsip diatas maka hiponatremia dpat dikelompokkan atas:a. Hiponatremia dengan ADH meningkat- ADH yang meningkat oleh karena deplesi volume sirkulasi efektif seperti pada:muntah,diare,pendarahan,jumlah  urin  meningkat,pada  gagal  jantung,sirosishati,insufisiensi adrenal, hipotiroidisme.- ADH yang meningkat pada SIADHb. Hiponatremia dengan ADH tertekan fisiologis. Polidipsia primer atau gagal ginjalmerupakan keadaan dimana ekskresi cairan lebih rendah dibanding dengan asupancairan yang menimbulkan respons fisiologis menekan ADHc. Hiponatremia dengan osmolalitas plasma normal atau tinggi.- Tingginya osmolalitas plasma pada keadaan hiperglikemia atau pemberian manitolintravena menyebabkan cairan intrasel keluar dari sel menyebabkan dilusi cairanekstrasel yang menyebabkan hiponatremia- Pemberian cairan isoosmotik tidak mengandung natrium ke dalam cairan ekstraseldapat menimbulkan hiponatremia disertai osmolalitas plasma normal- Pseudohiponatremia, pada keadaan hiperlipidemia atau hiperproteinemia dimanamenyebabkan volume air plasma berkurang. Jumlah natrium tetap,osmolalitas normalakan tetapi secara total dalam cairan intravaskular kadar natrium jadi berkurang.Pada kelompok-I (ADH meningkat) dapat dibagi dalam:a. Volume sirkulasi efektif turun.- Na keluar berlebihan dari tubuh.1.) melalui ginjal: diuretik akut, renal salt wasting,muntah akut,hipoaldosteron.2.) melalui non-ginjal : diare,diuretik lama,muntah lama.- Peningkatan volume air bebas elektrolit.1.) gagal jantung.2.) sirosis hati3.) pendarahan4.) adrenal insufisiensi5.) hipotiroidisme6.) hipoalbuminemiab. Volume sirkulasi efektif tidak turun. SIADH (Syndrome Inappropriate of ADH secretion)
 Menurut waktu terjadinya hiponatremia,maka hiponatremia dapat dibagi dalam:
A.Hiponatremia kronik.

Disebut kronik bila kejadian hiponatrmia berlangsung lambatyaitu lebih dari 48 jam. Pada keadaan gejala yang terjadi hanya ringan seperti lemas ataumengantuk. Kelompok ini disebut juga hiponatremia asimptomatik.
B.Hiponatremia akut.
Disebut akut bila kejadian hiponatremia berlangsung cepat yaitukurang dari 48 jam. Pada keadaan ini akan terjadi gejala yang berat seperti penrunankesadaran dan kejang. Hal ini terjadi karena adanya edema sel otak karena ai dariekstrasel masuk ke intrasel yang osmolalitasnya lebih tinggi. Kelompok ini disebut jugasebagai hiponatremia simptomatik atau hiponatremia berat.
Di dalam klinik bila ditemukan hiponatremia disertai dengan gejala yang berat makahiponatremia masuk ke dalam kategori akut dan sebaliknya bila tidak dengan gejala yangberat maka hiponatremia masuk dalam kategori kronik. Hal ini penting untuk diketahuisehubungan tindakan yang akan dilakukan bila ada kejadian hiponatremia
PENATALAKSANAAN HIPONATREMIA

Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari sebab terjadinya hiponatremia dengancara:a. Anamnesis  yang  teliti  (antara  lain  riwayat  muntah,penggunaandiuretis,penggunaan manitol)b. Pemeriksaan fisik yang teliti (antara lain apakah ada tanda-tanda hipovolemi ataubukanc. Pemeriksaan gula darah, lipid darahd. Pemeriksaan osmolalitas darah (antara lain osmolalitas rendah atau tinggi)e. Pemeriksaan osmolalitas urin atau bisa juga dengna memeriksa BJ (berat jenis)urin  (interpretasi  terhadap  adakah  Adh  yang  menngkat  atau  tidak,gangguanpemekatan)f. Pemeriksaan  natrium,  kalium,dan  klorida dalam urin untuk melihat jumlahekskresi elektrolit dalam urinLangkah selanjutnya adalah melakukan pengobatan yang tepat sasaran.a. Perlu dibedakan apakah kejadian hiponatremi akut atau kronik b. Tanda atau penyakit lain yang menyertai hiponatremia perlu dikenali(deplesi volume,dehidrasi,gagal jantung, gagal ginjal)c. Hiponatremia akut, koreksi Na dilakukan secara cepat dengan pemberianlarutan natrium hipertonik intravena. Kadar natrium plasma dinaikkan sebanyak 5meq/L dari kadar natrium awal dalam waktu 1 jam. Setelah itu,kadar natrium plasmadinaikkan sebesar 1 meq/L setiap 1 jam sampai kadar natrium darah mencapai 13meq/L. Rumus yang dipakai untuk mengetahui jumlah natrium dalam larutan natriumhipertonik yang diberikan adalah 0,5 x berat badan (kg) x delta Na. Delta natriumadalah selisih antara kadar natrium yang diinginkan dengan kadar natrium awal.d. Hiponatremia kronik, koreksi Na dilakukan secara perlahan yaitu sebesar 0,5 meq/L setiap 1 jam,maksimal 10 meq/L dalam 24 jam. Bila delta Na sebesar 8meq/L,dibutuhkan waktu pemberian selama 16 jam. Rumus yang dipakai adalah samadengan di atas. Natrium yang diberikan dapat dalam bentuk natrium hipertonik intravena atau natrium oral.

HIPOKALEMIA
Disebut hipokalemia bila kadar kalium dalam plasma kurang dari 3,5 meq/L. Penyebabhipokalemia dapat dibagi sebagai berikut :a. Asupan kalium yang kurang.b. Pengeluaran kalium yang berlebihan melalui saluran cerna atau ginjal ataukeringatc. Kalium masuk ke dalam sel